Mengapa Putri Margaret mengorbankan cintanya?
.
Di penobatan Ratu Elizabeth II di Westminster Abbey pada tahun 1953, semua mata seharusnya tertuju pada ratu baru. Tetapi Putri Margaret mencuri perhatian saat ia mengambil sepotong kain dari kerah Peter Townsend, seorang pahlawan perang yang kemudian melayani keluarga kerajaan, dan gerakan intim ini memicu skandal kerajaan.
Hubungan Margaret dan Peter Townsend (gambar di atas) dimulai pada awal tahun 1950an. Tampan dan menawan, Margaret sangat tertarik pada veteran perang itu, tetapi Townsend dianggap bukan orang yang tepat untuk Putri Margaret. Hubungan mereka dilakukan secara rahasia, tetapi dunia segera mengetahui bahwa Group Captain Peter Townsend telah menceraikan istrinya dan melamar Margaret (Margaret menerima lamaran tersebut).
Pada saat itu, perceraian dianggap skandal besar, dan tidak akan terpikirkan bahwa seorang anggota kerajaan akan menikahi orang biasa dan orang yang bercerai. Karena pada saat itu Gereja Inggris memandang rendah pembubaran perkawinan. Ratu Elizabeth kakak perempuan Putri Margaret, adalah kepala gereja (bagian dari tugasnya sebagai kepala negara) menghadapi rintangan yang cukup besar. Jika Mergaret menikah dengan Townsend, itu mungkin memberi kesan bahwa ratu menyetujui perceraian.
Ada masalah lain : Royal Marriage Act of 1772, adalah undang-undang yang berakar pada ketidaksukaan Raja George III atas pernikahan kedua saudara laki-lakinya dengan rakyat jelata - memberi keputusan pamungkas tentang siapa yang akan menikah dengan siapa. Di bawah undang-undang semua keturunan George II membutuhkan izin kerajaan untuk menikah. Jika kerajaan tidak menyetujuinya, mereka bisa menikah setelah satu tahun menunggu asalkan kedua majelis Parlemen menyetujui.
Margaret membutuhkan izin kakak perempuannya untuk menikah dengan Townsend. Jika Margaret tidak mendapatkan izin, Margaret bisa meminta pada Parlemen hak untuk menikah, tetapi itu akan menyebabkan skandal yang bahkan lebih dramatis daripada hubungannya dengan seorang yang telah bercerai.
Adat istiadat sosial membuat ini begitu tidak menyenangkan. Luka keluarga, Elizabeth bisa menaiki takhta setelah pamannya turun takhta ketika menikahi orang biasa yang bercerai, membuat permintaan pernikahan untuk Margaret terasa begitu keterlaluan. Dan fakta-fakta ini tampaknya membuat Margaret tidak mungkin bisa menikah dengan Townsend. Elizabeth yang akan mengunjungi negara-negara Persemakmuran setelah penobatan, meminta adiknya untuk menunggu. Sementara itu, Parlemen dan publik tidak mendukung pasangan tersebut. Namun ada yang menarik, untuk menikahi Townsend, Margaret harus menyerahkan haknya untuk berada di garis suksesi begitu pula dengan anak-anaknya. Tidak jelas apakah ini sebabnya Margaret memutuskan hubungannya dengan Townsend, sehingga pernikahan penuh skandal tidak pernah terjadi.
(Putri Margaret, sesaat sebelum pengumuman untuk tidak menikahi Peter Townsend)
Hubungan Margaret berikutnya, Margaret menikah dengan photographer terkenal Antony Armstrong-Jones, sama romantisnya dan pada akhirnya dihiasi oleh skandal. Romansa Margaret dan Antony dirahasiakan sampai pertunangan diumumkan, dan ini mengejutkan dunia. Menurut teman-temannya, Margaret memutuskan untuk menjalani pernikahan ketika Margaret mendengar bawah Peter Townsend berencana untuk menikah lagi.
Di atas kertas, Armstrong-Jones (kemudian menjadi Lord Snowdon setelah menikah dengan Margaret) adalah pasangan yang jauh lebih cocok untuk Margaret daripada Townsend. Meskipun Armstrong-Jones adalah orang biasa tetapi ia berasal dari keluarga seniman yang disegani dan tidak pernah bercerai. Tetapi setelah pernikahannya yang mewah, hubungan mereka berubah menjadi bencana. Pernikahan sang putri dan rakyat jelata dipandang membantu merobohkan hambatan kelas di Inggris namun kehidupan pribadi mereka menjadi jauh dan bermasalah.
Di luar, pasangan ini menjalani kehidupan penuh dengan pesta, teman-teman yang glamour dan seni. Di dalam hubungan mereka hancur. Perselingkuhan, pertengkaran, alkohol yang berlebihan dan obat-obatan terlarang membuat pernikahan mereka menjadi tegang. Mereka menjadi sorotan luar biasa dari publik dan pers Inggris yang mengikuti setiap gerakan meraka.
Akhirnya, munculah foto-foto Margaret dan Roddy Llewellyn seorang pria berusia 17 tahun lebih muda darinya sedang berlibur. Foto ini diterbitkan di sebuah tabloid. Kemudian Margaret mengakui bahwa pernikahannya telah gagal. Menurut penulis biografi untuk Lord Snowdon, Anne de Courcy, ini adalah drama perkawinan paling serius dalam keluarga kerajaan sejak the Abdication.
Margaret tidak bisa menikah dengan pria yang bercerai, tetapi ia bisa menjadi wanita bercerai. Pada tahun 1978 Margaret menjadi anggota kerajaan pertama yang bercerai dalam 77 tahun terakhir. Tetapi meskipun Margaret diejek media dan dibuntuti wartawan, perceraian Margaret mewakili pandangan cinta dan pernikahan keluarga kerajaan yang lebih realistis. Ketika angka perceraian nasional meningkat, Margaret menunjukkan kepada dunia bahwa kehidupan kerajaan jauh dari sempurna.
Saat ini, Royal Marriages Act of 1772 tidak ada lagi, dan hanya enam orang pertama yang berada di garis suksesi yang perlu meminta izin kepada raja yang berkuasa untuk menikah. Kehidupan cinta Margaret mencerminkan perubahan zaman, dan romansanya membantu mengubah pikiran banyak orang tentang pernikahan dan perceraian.
Dalam pernikahan dan perceraian, Putri Margaret berkemauan keras membantu memodernisasi cinta kerajaan. Kehidupan cinta Putri Margaret yang menggelora menjadi sorotan selama bertahun-tahun. Dari pernikahan yang dramatis hingga perceraiannya menjadi konsumsi publik. Hubungan romantis dan skandal yang dijalani Putri Margaret memainkan peran penting dalam memodernisasi cinta kerajaan.
Comments
Post a Comment