True Story: Hubungan Berliku antara Putri Diana dan Ibunya, Frances Roche
Frances Roche dan Lady Diana |
Di usianya yang ke enam tahun, dunia Diana Spencer kecil yang bahagia tiba-tiba hancur disaat kedua orang tuanya memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. |
Ibu Diana, Frances Roche mengejutkan semua orang ketika dia meninggalkan suaminya John Spencer, Earl Spencer ke-8, setelah jatuh cinta dengan Peter Shand Kydd, yang dia temui di sebuah pesta makan malam di London pada tahun 1966. Setahun kemudian, Frances dan Peter memulai perselingkuhan mereka. John Spencer tidak punya banyak pilihan selain menyetujui keputusan untuk berpisah dan berlanjut menuju perceraian.
Bertahun-tahun kemudian, Diana mengingat pertengkaran sengit antara orang tuanya. Diana mencurahkan isi hatinya kedalam sebuah buku Andrew Morton, Diana: Her true story.
Dia menceritakan tentang kenangannya akan suara gesekan ban mobil pada kerikil saat ibunya pergi dari rumah mereka.
Setelah perceraian itu, Diana tinggal bersama ayahnya, dan ia memberi tahu Morton bahwa sejak saat itu masa kecilnya menjadi sangat tidak stabil.
"Gangguan terbesar adalah ketika ibu memutuskan untuk pergi. Itu adalah kenangan yang paling berbekas yang kami miliki. Orang-orang memilih untuk menghindar, tidak berbicara satu sama lain. Bagi saya dan saudara laki-laki saya, itu adalah kenangan yang penuh pura-pura dan menyakitkan," kenang Diana
Bagi Frances, hidup tidak sepenuhnya mudah karena dia kehilangan hak asuh atas anak-anak setelah dicap sebagai "ibu yang tidak layak" karena meninggalkan pernikahan. Frances secara luas dikutuk karena "meninggalkan anak-anaknya, Diana, Sarah, Jane dan Charles.
Pada masa itu, perceraian sangat tidak biasa di kalangan bangsawan, dan sangat jarang terjadi, seorang ibu tidak mendapatkan hak asuh utama. Frances dihukum karena berselingkuh. Dia berjuang untuk hak asuh dua anak bungsunya, Diana dan Charles, sementara gadis-gadis yang lebih tua, Sarah dan Jane dikirim ke sekolah asrama.
Tetapi Frances kalah dalam dua pengadilan dan bahkan ibunya sendiri menentangnya. Lady Ruth Fermoy memberikan bukti melawan Frances di pengadilan, dan menyebut Frances sebagai "ibu yang buruk"
Penulis biografi kerajaan Penny Juror mengatakan Lady Fermoy adalah sosok "sombong dan ketus", dengan mengatakan: "Dia (Lady Fermoy) benar-benar tidak setuju putrinya meninggalkan Earl dan memilih pergi dengan seorang pria, sebagai bahan taruhannya."
Menurut Sarah Bradford, anak-anak John dan Frances tidak menyadari pertengkaran di belakang layar atas persyaratan dan pengaturan perceraian serta hak asuh.
Bradford menulis: "Perceraian Althorp menyebabkan pergolakan dalam masyarakat Norfolk... Frances secara terbuka dicap sebagai 'licik' dan pezina. Emosinya mentah di kedua sisi. 'Frances juga mengalami penderitaan ketika dia kehilangan anak-anaknya,' kenang seorang teman.
Terpecah antara cinta untuk ayahnya yang hancur dan ibunya yang tidak ada, Diana menderita apa yang ternyata menjadi luka yang dalam dan melumpuhkannya secara psikologis."
Wartawan Richard Kay, yang merupakan teman Diana, mengatakan dia yakin perceraian keluarga Spencer memainkan peran penting dalam apa yang terjadi di pernikahan Diana dengan Pangeran Charles.
Menurut Kay, perceraian orang tua Diana menggantung seperti awan di sebagian besar hidupnya, memengaruhi banyak keputusan yang dia buat.
Kay percaya Diana dan ibunya memiliki beberapa kesamaan. "Frances adalah versi Diana yang lebih senior. Ada gesekan di antara mereka, tidak ada keraguan tentang itu," kata Key. Dia juga percaya perceraian orang tua Diana kelak mengatur irama untuk hubungan Diana sendiri.
"Itu membayangi seluruh hidup Diana dan juga membingkai pernikahannya sendiri. Hal itu menjadi fitur yang konstan sebagai latar belakang," katanya.
Embed from Getty ImagesYang lain percaya popularitas Diana di seluruh dunia dan gelar tidak resminya sebagai 'Putri Rakyat' membuat ibunya iri.
Dalam film dokumenter Amazon Prime 2017, Diana: The Woman Inside, Frances mengaku sering melihat putrinya sebagai saingan. Kepala pelayan dan teman Diana, Paul Burrell, telah berbicara tentang "serangan penuh kebencian" oleh Frances saat panggilan telepon ke Diana, hanya beberapa bulan sebelum kematian Diana. Frances tampaknya kesal dengan hubungan Diana dengan berbagai pria yang tidak disetujui ibunya.
Menurut Paul, setelah percakapan itu, Diana memutuskan untuk tidak berbicara dengan ibunya lagi dan itu adalah terakhir kalinya kedua wanita itu berbicara.
Namun terlepas dari hubungan yang berliku antara Diana dan ibunya, tentu saja tidak ada bukti bahwa itu berdampak negatif pada peran Diana sebagai seorang ibu.
Diana dan gagasannya tentang keibuan benar-benar berbeda dari bangsawan generasi sebelumnya, secara luas Diana diakui sebagai ibu yang luar biasa dan penyayang.
Dia dikenal sebagai seorang putri yang "tidak peduli pada peraturan" dalam hal membesarkan William dan Harry; ia bersikeras anak-anak pergi bersamanya sesering mungkin. Diana juga melanggar protokol kerajaan saat ia membawa anak-anaknya dalam tur. Diana bersikeras untuk membawa William yang berusia sembilan bulan dalam tur Australia.
Dia juga membawa anak laki-lakinya untuk mengunjungi orang-orang di rumah sakit, terutama pasien AIDS yang pada saat itu ditakuti banyak orang.
Diana selalu ingin membesarkan anak-anaknya dan menjalani kehidupan yang "senormal" mungkin. Seperti yang pernah dikutip dari ucapannya, "Saya hidup untuk anak-anak saya. Saya akan tersesat tanpa mereka."
Sekali lagi, Diana melanggar protokol kerajaan dengan membawa anak laki-lakinya ke sekolah umum, yang sangat tidak biasa bagi anggota keluarga kerajaan. Pangeran William adalah "Raja masa depan" pertama yang dididik sepenuhnya dalam sistem sekolah umum, yang bertentangan dengan tradisi kerajaan bagi anak-anak kerajaan yang biasanya dididik di rumah oleh pengasuh.
Di atas segalanya, Diana dikenal sebagai ibu yang sangat penyayang dan sangat menyayangi kedua putranya. William mengatakan di film dokumenter tentang kehidupan Diana: "Dia mengerti ada dunia nyata di luar tembok istana."
"Di balik pintu tertutup, dia adalah ibu yang sangat penyayang, perhatian, dan orang yang sangat lucu," kata Pangeran Harry.
Jika Diana masih ada, dia pasti akan memperlakukan cucu-cucunya dengan cinta, keceriaan, dan kelembutan yang sama seperti yang dia berikan kepada putra-putranya yang berharga.
Comments
Post a Comment